Sejarah Desa
Desa Sruwen berakar dari legenda Slamet (Ki Ageng Suru atau Pasuruan), konon murid Sunan Kalijaga, yang bersama sahabatnya bernama Ngaliman melakukan perjalanan dakwah di sepanjang Sungai Serang. Berbagai peristiwa perjalanan itulah yang memberi nama tempat-tempat sekitar, seperti Boyoromo, Karang Gede, Bakal Rejo, Ketawang, dan Singo Walen. Slamet akhirnya menetap di daerah tandus berlimpah bambu yang sekarang bernama Rogomulyo dan mengajarkan warga mengolah bambu sehingga hidup membaik. Kemudian, ia menikah dengan putri Ki Demang dan melakukan tapa serta membuat keris yang melahirkan nama dusun Putatan. Sementara, dari hentakan kakinya konon muncul sumber air yang menjadi Sungai Buyutan. Ki Ageng Suru wafat pada 1576 M dan dimakamkan dekat tongkat bambu dan Makam Jati dimana sisi liang kuburnya menjadi titik penting. Kisah ini berasal dari tradisi lisan yang didokumentasikan oleh para sesepuh setempat (Tukimin, Suyono, Mbah Wiryo, Mizan) dan memberi makna historis-kultural bagi identitas desa.
VISI
Mewujudkan pemerintah Desa Sruwen yang AMANAH, JUJUR, ADIL, dan Bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN)
MISI
- Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT)
- Saling menghargai terhadap sesama warga dan masyarakat
- Menjaga kerukunan dan persatuan antar umat masyarakat Desa Sruwen
- Mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan melibatkan masyarakat melalui lembaga yang ada dan sesuai dengan peraturan dalam melaksanakan pemerataan, pembangunan, dan peningkatan ekonomi masyarakat Desa Sruwen
- Melayani masyarakat tanpa membeda- bedakan dan berpegang teguh pada peraturan perundang-undangan yang ada
Perangkat Desa
Badan Permusyawaratan Desa
Lembaga Kemasyarakatan Desa